Retreat Intelektual PADU UNIMED: Peran Akademisi dalam Transformasi Pendidikan

Komentar
X
Bagikan

Parapat, kedantv.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) mendorong Persatuan Alumni Doktor Unimed (PADU) terus tingkatkan kualitas pendidikan Sumut. Punya Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di akademik, PADU dianggap mumpuni untuk meningkatkan pendidikan Sumut.

Malam penuh kehangatan ini, menyelimuti pertemuan alumni Doktor Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang tergabung dalam Persatuan Alumni Doktor UNIMED (PADU). Acara yang berlangsung di pelataran Mess Parapat Raja Inal Siregar pada Sabtu malam (8/2/2025) ini dihadiri puluhan akademisi dan tokoh berpengaruh.

PADU menggelar silaturahmi sekaligus syukuran atas terpilihnya beberapa anggota menjadi anggota DPRD Sumut serta menyambut tiga anggota baru yang meraih gelar doktor dari UNIMED.

PADU beranggotakan profesor dan doktor Universitas Negeri Medan (Unimed). Sebagian besar merupakan profesor di bidang pendidikan, yang memiliki pengalaman luas secara akademik seperti Prof Yuniarto Mudjisusatyo yang ahli dalam deep learning, Prof Nasrun yang merupakan Guru Besar Teknologi Pendidikan dan lainnya.

Acara ini dihadiri puluhan Alumni Doktor UNIMED serta dihadiri DR. H. Aripay Tambunan, MM, Dr. Lilik Hidayat Pulungan, M.Pd, Dr. Tuti Sugesti, M.Pd, Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd, Prof. Dr. Nasrun MS, Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd,.Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Prof. Dr. Eka Daryanto, MT, Prof. Dr. Sugiharto, M.Si, Prof. Dr. Yuniarto Mudjisusatyo, M.Pd, Dr. Arif Rahman, M.Pd

PADU diketuai Dr. H. Aripay Tambunan, MM, Dr. Lilik Hidayat Pulungan, M.Pd selaku Sekretaris, Dr. Tuti Sugesti, M.Pd selaku Bendahara, dan acara ini bertemakan “Retreat Profesor Bersama Persatuan Alumni Doktor UNIMED (PADU)”

Ketua PADU, Dr. H. Aripay Tambunan, MM, dalam pidatonya menegaskan pentingnya menjaga persaudaraan serta kontribusi akademisi dalam kemajuan pendidikan dan masyarakat.

“Malam ini kita berkumpul bukan untuk mempertanyakan apa dan kenapa organisasi ini ada, tetapi bagaimana kita bisa memajukannya,” ujar Dr. Aripay. Ia juga menekankan konsep retreat intelektual, di mana akademisi meluangkan waktu untuk mendalami pemikiran dan merancang strategi pendidikan ke depan.

Aripay Tambunan mengatakan, PADU merupakan wadah para ahli profesor di Sumut, untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dia berharap PADU bisa terus berkembang dan berkontribusi signifikan untuk pendidikan Sumut.

“PADU memiliki banyak profesor-profesor pendidikan yang memang ahli di bidangnya, jadi organisasi ini menjadi wadah kita semua untuk memajukan pendidikan Sumut khususnya, kita akan terus berupaya dan berkontribusi besar,” kata Aripay Tambunan, yang juga merupakan anggota DPRD Sumut.

Pada kesempatan ini PADU juga mengadakan syukuran atas keberhasilan Rusdiman, Dedi Amrizal dan Zulfika meraih gelar doktor. Menurut Aripay ini akan menambah kekuatan PADU dalam upaya mengembangkan pendidikan Sumut.

“Kegiatan ini sekalian syukuran ada tiga Doktor baru di PADU, ini akan menambah kekuatan kita untuk memberikan kontribusi pada pendidikan Sumut,” kata Aripay.

Selain membahas pendidikan, Dr. Aripay juga menyinggung dinamika politik dan filsafat. “Jika kau tidak membuat siapa pun kesal, berarti kau bukan seorang filsuf,” katanya, mengutip seorang filsuf untuk menekankan pentingnya berpikir kritis.

Sementara itu, Prof Nasrun mengatakan, selama ini tuntutan pendidikan lebih cenderung ke siswa. Oleh karena itu, PADU dalam waktu dekat akan berupaya meningkatkan inovasi tenaga pendidik dalam mengajar.

“Kita akan mengupayakan ada peningkatan inovasi dari tenaga pendidik karena pendidikan saat ini memang dituntut seperti itu, sehingga pendidikan di Sumut ini bisa lebih efektif dan efisien,” kata Nasrun.

Prof. Dr. Nasrun MS, selaku penasihat PADU, juga menegaskan bahwa organisasi ini harus fokus pada kontribusi nyata bagi dunia pendidikan. Ia pun mendukung penuh Dr. Ilyas Sitorus, SE., M.Pd, agar mendapat kepercayaan lebih besar dalam pengembangan pendidikan.

“Doa dan harapan kita bersama adalah agar beliau terus diberikan kepercayaan lebih besar, mungkin suatu saat diangkat menjadi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara,” ujar Prof. Nasrun.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Sumatera Utara, Dr. Ilyas Sitorus, SE., M.Pd. (kedantv.com/ist)

Dr. Ilyas Sitorus, SE., M.Pd menyoroti keberagaman Sumatera Utara serta strategi penguatan dunia pendidikan.

“Sumatera Utara adalah provinsi yang kaya akan keberagaman, Kita tentu memberikan dukungan dan dorongan kepada PADU atau organisasi lainnya yang memiliki keinginan memajukan pendidikan-pendidikan di Sumut, karena SDM merupakan modal utama membangun Sumut dan Indonesia” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi para profesor dan guru besar yang hadir.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para profesor dan guru besar yang telah membimbing kita semua. Penghormatan saya setinggi-tingginya untuk Bapak dan Ibu sekalian,” tambahnya.

Percepatan Legalitas PADU dan Hibah Pendidikan

Dalam pidatonya, Dr. Ilyas menegaskan pentingnya percepatan legalitas PADU melalui jalur notaris agar organisasi memiliki dasar hukum yang kuat. “Hal ini sangat penting demi kelancaran organisasi,” tegasnya.

PGRI dan Transformasi Pendidikan Berbasis AI

Sebagai pemimpin baru Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Dr. Ilyas menyoroti langkah-langkah peningkatan kualitas pendidikan. Dalam waktu kurang dari sebulan, pihaknya telah mengadakan seminar bersama Intan Pariwara dengan menghadirkan Profesor Eko sebagai narasumber utama.

“Acara ini diikuti lebih dari 800 kepala sekolah dan guru melalui Zoom serta 820 peserta yang hadir langsung. Ini menunjukkan antusiasme tinggi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI),” jelasnya.

Dr. Ilyas juga menyebutkan bahwa kehadiran Ketua Komisi DPRD Sumatera Utara, Pak Subandi, memberikan kesempatan menyampaikan aspirasi terkait peningkatan anggaran pendidikan.

“Kami berharap langkah ini menjadi model percontohan bagi kabupaten/kota di Sumut,” katanya.

Kantor Baru PGRI Sumut: Tempat Diskusi dan Inovasi Pendidikan

Dr. Ilyas memperkenalkan kantor baru PGRI Sumut di Jalan Gatot Subroto No. 177, dekat kantor AMPI, Golkar Kota Medan, Perhimpunan Nelayan, dan KNPI Kota Medan.

“Saya berharap kantor ini bisa menjadi tempat berkumpul dan berdiskusi bagi kita semua. Bahkan, kita berencana membuat warung kopi kecil di lantai bawah agar suasana semakin nyaman. Jika PADU belum memiliki kantor tetap, mari manfaatkan tempat ini bersama-sama,” ajaknya.

Harapan Besar untuk Pendidikan Sumatera Utara

Menutup pidatonya, Dr. Ilyas berharap kebersamaan ini terus berlanjut. “Ini bukanlah pertemuan pertama dan terakhir, tetapi semoga menjadi awal dari banyak pertemuan lainnya,” pungkasnya.

Acara ini ditutup dengan pemberian ulos kepada Ketua PADU, Dr. H. Aripay Tambunan, MM, diiringi musik khas adat Batak.

Dalam wawancara terpisah, Dr. Aripay menyoroti pentingnya mempererat komunikasi antar-alumni doktor UNIMED yang kini sudah mencapai lebih dari 160 angkatan.

“Jika seluruh alumni doktor tergabung dalam satu wadah, tentu akan terjalin komunikasi yang lebih aktif serta silaturahmi yang erat. Hal ini juga dapat melahirkan berbagai ide strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sumatera Utara,” ujar Dr. Aripay.

Dr. Aripay menegaskan bahwa ilmu yang diperoleh di UNIMED harus ditransfer kepada guru, mahasiswa, dan siswa. “Kita ingin melibatkan seluruh alumni, termasuk para profesor yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing. Banyak agenda yang bisa kita laksanakan, seperti diklat, pelatihan, atau kegiatan lain untuk memajukan pendidikan,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya pembekalan wawasan bagi kepala sekolah dan tenaga pendidik dalam menghadapi perubahan pendidikan. “Di lingkungan dinas pendidikan, rapat koordinasi yang melibatkan UPT, kepala sekolah, dan berbagai pihak terkait harus menghasilkan kebijakan yang benar-benar membangun,” tegasnya.

Dr. Ilyas Sitorus, SE., M.Pd, dalam wawancaranya, menyatakan bahwa PADU dan PGRI akan membentuk beberapa zona pendidikan untuk mempermudah penyebaran ilmu dan kebijakan pendidikan:

1. Zona Pantai Timur

2. Zona Pantai Barat

3. Zona Kepulauan Nias

4. Zona Dataran Tinggi

“Di setiap zona ini, kita akan mengumpulkan kepala sekolah, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan. Dengan ketersediaan dana yang ada, kita akan memberikan pencerahan kepada mereka melalui program-program yang disusun bersama para profesor dan pakar di bidang pendidikan,” kata Dr. Ilyas.

Ia menegaskan bahwa pendekatan berbasis zona lebih efektif daripada kegiatan di tingkat provinsi yang berbiaya besar. “Kami dari PGRI dan PADU akan bergerak bersama memberikan kontribusi nyata bagi pendidikan di Sumatera Utara,” tambahnya.

Dr. Ilyas berharap program ini mendapat dukungan berbagai pihak dan menekankan pentingnya inovasi pendidikan berbasis digitalisasi.

“Pendidikan yang baik tidak harus selalu berasal dari Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Dengan perkembangan digitalisasi, inovasi pendidikan bisa lahir dari mana saja, termasuk dari Nias, Medan, atau kabupaten lain di Sumatera Utara. Yang terpenting adalah komitmen kita dalam membangun pendidikan yang berkualitas,” ucapnya.

Acara ditutup dengan kebersamaan para hadirin yang bernyanyi bersama diiringi musik organ.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *