Medan, kedantv.com – Peristiwa tragis terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara. Seorang pedagang sate berinisial MA (25), tega membakar ayahnya, A (49), karena menuduh sang ayah telah mengguna-gunainya agar dagangannya tidak laku. Kejadian ini berlangsung pada Rabu (12/2/2025) di rumah mereka di Jalan Platina, Kelurahan Titi Papan, Kecamatan Medan Deli.
Awalnya, A menawarkan diri untuk mengantar anaknya pergi bekerja. Namun, tawaran itu dibalas dengan tuduhan keji oleh MA.
“Ayah sama ibu kan sok baik sama aku, padahal ayah yang sudah mengguna-guna aku agar jualanku tidak laku,” kata MA, seperti ditirukan oleh Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Janton Silaban, Jumat (14/2).
Usai mengatakan hal itu, MA pergi ke luar dan mengunci pintu rumah. Ia kemudian masuk ke kamarnya, mengambil bensin, lalu menyiramkannya ke ruang tamu dan membakar rumah mereka.
Api dengan cepat menyambar tubuh A, menyebabkan luka bakar parah. Tubuhnya hampir seluruhnya terbakar.
Ditembak saat Ditangkap
Setelah kejadian tersebut, keluarga korban segera melapor ke Polres Pelabuhan Belawan. Polisi pun bergerak cepat menangkap MA. Namun, saat dalam perjalanan menuju kantor polisi, MA berusaha melawan petugas.
“Pelaku diamankan oleh Bhabinkamtibmas Titi Papan dan langsung berkoordinasi dengan Unit PPA Sat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan. Namun, saat di perjalanan, pelaku melakukan perlawanan kepada petugas, sehingga diberikan tindakan tegas dan terukur,” ujar AKBP Janton Silaban.
Pelaku akhirnya ditembak di bagian kaki dan berhasil diamankan bersama barang bukti.
Korban Alami Luka Bakar 80 Persen
Akibat kejadian mengerikan ini, A mengalami luka bakar yang sangat serius.
“Kondisi saat ini korban mengalami 80 persen luka bakarnya,” ungkap Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Riffi Noor Faizal, Jumat (14/2/2025).
Saat ini, A masih menjalani perawatan di sebuah klinik.
Emosi dan Khilaf Jadi Alasan Pelaku
Dalam pemeriksaan, MA mengakui perbuatannya. Ia mengatakan bahwa dirinya emosi dan khilaf saat membakar ayahnya.
“Pelaku mengakui perbuatannya melakukan pembakaran dikarenakan emosi dan khilaf. Pelaku mengaku bahwa botol yang berisi bensin dibeli di Marelan, namun pelaku lupa di mana toko dia membelinya,” jelas Janton.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa emosi yang tak terkendali dapat berujung pada tindakan tragis. Pihak kepolisian masih terus mendalami motif di balik aksi keji ini.